Semakin
ke sini, peluang kerja sebagai desainer grafis semakin luas dan seru. Jika
memenuhi persyaratannya, kamu bisa banget sukses berkarier di media, agency,
startup, dan berbagai perusahaan digital, entah sebagai bagian dari perusahaan
besar atau mengelola usaha desain kamu sendiri.
Berikut
syarat-syarat menjadi desainer grafis yang oke punya.
1. Punya latar belakang
pendidikan desain grafis.
Idealnya,
dari jurusan kuliah Desain Komunikasi Visual (DKV) atau minimal yang berkaitan,
karena seorang desainer grafis wajib paham banget ilmu desain, seperti
komposisi dan warna. “Kalau sekadar bisa menggunakan software desain atau
editing, sih, sama aja kayak operator digital,” jelas Raras.
2. Up to date dengan
perkembangan teknologi
karena
software desain semakin kesini semakin banyak dan beragam. Tiap bulan, ada aja
software baru!
3. Memahami karakter
masing-masing perusahaan dan klien.
Seorang
desainer grafis harus bisa menyesuaikan desain dengan pakem, kebutuhan, dan target
klien tempat ia bekerja. “Biasanya fresh graduates hobi bikin desain yang
“menggelegar”, padahal mungkin kliennya cuma mau desain yang sederhana dan
nggak butuh desain yang sedemikian hebohnya.” kata Raras.
4. Punya idealisme dan ciri
khas.
Karya
seorang desainer grafis memang harus fleksibel sesuai kebutuhan klien, namun ia
juga harus tetap idealis dan punya ciri khas dalam setiap karyanya (tapi jangan
jadi bertentangan dengan poin nomor 4,
ya!). Kalau merasa belum bisa menemukan ciri khas, no worries! Ciri khas
biasanya akan berkembang seiring meningkatnya jam terbang, kok.
5. Punya portofolio
berisi
hasil desainmu, karena portofolio merupakan “modal” seorang desainer grafis
saat mencari pekerjaan. Tenang, portofolio bisa berupa tugas kampus atau proyek
pribadi kamu, kok.
portfolio
YouthmanualContoh portfolio digital
6. Inisiatif.
Inisiatif
grafik desainer harus tinggi, lho. Contoh yang paling umum adalah melakukan
riset tentang klien/proyek yang ia kerjakan, serta memberikan beberapa
alternatif desain kepada klien. Kata Raras, “Saat mengajukan beberapa
alternatif desain, biasanya aku “mengarahkan” klien ke alternatif yang
menurutku paling oke. Tapi kalau akhirnya desain yang dipilih klien bukan yang
sesuai mau kita, ya harus rela.”
7. Tabah menghadapi revisi.
Kamu
suka ngomel dan komplen saat menghadapi revisi? Kalau gitu mendingan, bhay!
Nggak usah jadi desainer grafis! Soalnya, suka nggak suka, revisi adalah
makanan sehari-hari seorang desainer grafis.
8. Teliti.
Nggak
cuma teliti kepada tampilan dan layout keren, seorang grafis desainer juga
harus teliti terhadap teks, ukuran, catatan revisi, dan sebagainya. Jangan
sampai ada teks yang ketinggalan dimuat atau revisi yang kelupaan di-update.
9. Punya kemampuan komunikasi
yang baik
karena desainer grafis bekerja dalam tim. Jika
kerja di majalah, misalnya, dia harus bisa berkomunikasi dengan tim redaksi.
10. Punya pandangan seperti anak kecil.